Minggu, 21 Juni 2009

RIWAYAT


TERBENTUKNYA ACARA PERTEMUAN KELUARGA TAHUNAN


Pada suatu hari berkumpulah anak-anak keturunan almarhum mbah Suriani di rumah beliau jalan raya Wonorejo no.165, dalam rangka menerima pembagian warisan hasil penjualan rumah dan sebagian barang-barang yang masih ada. Setelah acara pembagian warisan kepada pihak yang berhak menerima telah selesai, semua kelihatan sedih-trenyuh, disamping juga ada perasaan lega dan gembira karena membawa sejumlah rupiah dari hasil Faro’id tersebut.

Adalah mbak Sri Wilujeng putrid pertama dari Pakde Djama’ali waktu itu melontarkan gagasan, menyampaikan uneg-unegnya, sambil gemetar mengatakan, “Bagaimana kalau diadakan pertemuan keluarga secara rutin, agar kita semua tidak kepaten obor. Mengingat ditempat ini dulu setiap tahun dijadikan tempat pertemuan sanak saudara dan para family walaupun tidak secara resmi.”

Pernyataan tersebut disambut baik oleh semua yang hadir, bahkan Paklik Ahmad secara tehnis member petunjuk agar pertemuan pertama dimulai tahun ini juga yaitu dirumah Bude Djama’ali di Surabaya, kemudian berturut turut setiap tahun secara bergantian ke anak yang kedua, ketiga dan seterusnya.

Begitulah kegiatan pertemuan yang pertama kali dilakukan dirumah Bude Dar (Bude Djama’ali) di Surabaya, semua anak dan cucu dari keluarga besar Mbah Suryani datang dan pertemuan tersebut berlangsung meriah dan sukses.

Pertemuan kedua sesuai dengan keinginan bersama diadakan dirumah Bude Yatun – Pakde Hadi di Pakijangan. Pada pertemuan kedua ini sengaja mengundang anak dan cucu dari Mabah Kar dan Mbah Aminah. Demikian juga pada pertemuan ketiga di rumah Bapak Doerasid dan pertemuan keempat di rumah Paklik Ahmad di Situbondo juga dihadiri oleh Keluarga besar mbah Sukariah dan Mbah Aminah.

Perkembangan berikutnya pada tahun kelima tepatnya tahun 1994, pertemuan keluarga dilaksanakan dirumah Lik Mun di Sambisirah. Pada pertemuan itu melalui Pakde Kosim dan Lik At, selaku wakil dari keturunan Mbah Kar dan Mbah Aminah menyatakan secara resmi ikut bergabung pada pertemuan-pertemuan berikutnya.

Maka mulai saat itu acara pertemuan tahunan keluarga diubah dari pertemuan keluarga mbah Suriani, menjadi pertemuan keluarga Mbah Sumo Saribah dan Mbah Sampuri. Acara dilaksanakan pada setiap Lebaran – Hari Raya Idul Fitri (Versi Pemerintah) pada hari kedua dan alhamdullah dilaksanakan sampai sekarang dan Insyaallah terus sampai akhir zaman. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar